Rabu, 25 April 2012

Kelanjutan Peristiwa Hosti Ekaristi Kidul Loji, Jogjakarta

MENCERMATI luasnya sirkulasi berita tentang peristiwa “hosti hilang dan ditemukan sebagai darah” di Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji, Yogyakarta, Minggu 15 April 2012 pk 20.00, Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta menegaskan pada 17-4-2012 melalui Sesawi Net, bahwa peristiwa itu semakin menguatkan perlunya umat katolik menaruh hormat kepada ekaristi dan hosti.

“Saya pribadi belum sempat meninjau lokasi Gereja Kidul Loji,” tulis Mgr. Pujasumarta kepada Redaksi Sesawi.Net hari Selasa (17/4) pagi.

Namun, kata Monsinyur lebih lanjut, pihaknya juga telah mendengar tentang peristiwa itu itu dari Vikep DIY Romo Saryanto Pr yang kemudian dipaparkan secara konologis oleh Penanggungjawab Komisi Komsos KAS yakni Romo Noegroho Agoeng Pr.

PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA Tentang aku sendiri... biar kutahan-tahan, akhirnya jebol pula pertahananku oleh pertanyaan kolom status Facebook: "What's on your mind?". Aku sudah berusaha mengalihkan pikiranku pada hal-hal lain, pada pertandingan bola, pada soal pendidikan tinggi, eh, tetep ngganjel di hati dan kepalaku soal Kejadian Hosti di Kidul Loji itu.

Pasalnya aku pada malam 17-4-2012 dihubungi seorang teman FB dari Singapura (karena belum seijin dia tak kusebut namanya). Ia seorang katekis di suatu gereja dan sedang mempersiapkan bahan pelajaran persiapan komuni pertama untuk para calon komuni pertama bulan Juni nanti, pada Minggu Tubuh dan Darah Tuhan. Salah satu bahan yang ia siapkan adalah kehadiran nyata Tuhan Yesus Kristus dalam hosti ekaristi yang sudah dikonsekrir. Ia mengambil bahan kejadian tahun 750 di Lanciano. Lalu ia minta izin mengambil bahan-bahan yang kuposting di wall, termasuk komen-komen, untuk dituangkan dalam pelajaran yang disiapkannya.

Percakapan dengannya mengingatkan aku bahwa peristiwa seorang imam yang ketika mengkonsekrasikan hosti mendapatkan hosti itu berubah menjadi daging dan darah di Lanciano tahun 750 meningatkan aku bahwa ada banyak penelitian yang dilakukan di situ. Hanya pada antara tahun 1971 dan 1973 saja, ada sekitar 500 jenis tes dilakukan untuk sampai pada kesimpulan, bahwa terutama dalam hal darah, ditemukan golongan AB seperti pada darah yang menempel di kain kapan Turin, dan struktur seperti darah orang Tmur Tengah. Tetapi tetap ada unsur-unsur yang sama sekali tak bisa dijelaskan, karena perbedaannya dengan mahluk hidup apa pun. Maka, Komisi Kesehatan PBB dan PBB sendiri pada tahun 1976 mengeluarkan pernyataan, bahwa sadar akan keterbatasan keilmuan, penelitian dihentikan, karena tidak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Lepas dari itu, selain memerhatikan pesan Mgr Johannes Pujasumarta ketika menanggapi kejadian Hosti Kidul Loji 15-4-2012, aku mendapat kesan dari percakapanku dengan teman FB Singapura itu, bahwa ada dorongan agar dalam mempersiapkan pengajaran dalam rangka penerimaan Komuni Pertama di gereja-gereja manapun yang lazimnya diselenggarakan menyongsong Hari Raya Tubuh dan Darah Tuhan (10 Juni 2012) dilakukan sebaik-baiknya.

SIKAP PRODIAKON DAN PENERIMA KOMUNI
Selain itu juga suatu dorongan untuk persiapan sikap dan cara kerja yang lebih baik dari para prodiakon di mana pun untuk menerimakan komuni, dan kiat yang harus dimiliki jika ada hosti yang jatuh.

SIKAP UMUM KAUM BERIMAN
Terakhir, adalah himbauan umum kepada seluruh umat beriman atas peningkatan hormat dan cinta pada kehadiran nyata Tuhan Yesus Kristus dalam hosti ekaristi, entah ketika menyambut komuni di gereja, di rumah (dalam hal para lanjut-usia, orang sakit), maupun dalam adorasi.

Hehehe... maka plong sudah ganjelan hatiku dengan menuliskan ini.... semoga berguna untuk teman-teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar