Sabtu, 07 Maret 2009

Surat Paulus Kepada Jemaat Efesus 1:1-2


Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.

Paulus menulis “kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus”. Ia menulis kepadaku juga. Kepada anda. Kepada kita. Maka ganti saja nama kota Efesus dengan nama Kota, atau Nama paroki anda, atau nama Lingkungan anda, misalnya “Lingkungan Santo Yohanes Rasul”. Aku dan Anda, kita semua disebutnya orang-orang kudus. Kita bisa membandingkan arti dari apa yang dilakukannya ini dengan Gal 3:26-27.

Bagaimana perasaan anda disebut “orang kudus” dan “orang beriman dalam Kristus Yesus”? Aku merasa tidak layak, karena dosaku banyak. Tetapi itulah keyakinan Paulus, bahwa kita ini kudus, karena kita dipersatukan dengan Kristus yang kudus, sedang Kristus satu dengan Bapa Mahakudus, sehingga kita ketularan kudus. Tak terkatakan rasanya diangkat sebagai kudus tanpa jasa apa-apa. Rasanya aku - anda - kita semua -- sebagai tanggapannya harus juga menunjukkan bahwa diriku dalam kesatuan dengan yang ilahi adalah kudus. "Hendaklah kamu kudus, sebab Bapamu yang ada di surga kudus."

Kita juga disebut orang beriman dalam Kristus. Tetapi sungguh aku merasa betapa kecil imanku, sebab di dalam hidup ini, ketika banyak persoalan melanda hidupku seperti badai dan gelombang, aku sering ketakutan dan putus asa, aku sering ragu dan melupakan peranan dan pertolongan Kristus. Dalam rasa kurang layak ini aku memohon, "Tuhan, tambahkanlah padaku iman."

Namun aku tidak menutup kenyataan bahwa banyak di antara teman-teman dan saudara-saudara sungguh kudus dan beriman kepada Kristus. Aku bersyukur karena banyak jemaat bisa kupandang dan kujadikan teladan di dalam kekudusan dan di dalam pelaksanaan iman.


Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Kekudusan dan iman berasal dari Allah. Maka aku bersyukur atas semua karunia itu yang ada pada diriku, betapapun aku sendiri masih belum puas akan keadaannya. Aku bersyukur kepada Bapa Mahapencipta yang menjadikan diriku, dan kepada Yesus Kristus sebagai pernyataan diri Bapa dan segala kasihnya. Semoga rasa syukur ini membuatku, membuat anda dan kita semua damai sejahtera, karena merasa dekat dengan Allah dan kasihNya, dan selalu disertai di dalam perjalanan hidup ini.
Semoga paguyuban kita, atau diri kita sendiri sebagai anggota paguyuban, seperti Paulus, juga menjadi “saluran” untuk “kasih karunia” dan “damai sejahtera” itu.

Berdasarkan Surat Santo Paulus
Kepada Jemaat Efesus
Memaknai Komunio Gereja Kita
Oleh FX Bambang Kussriyanto

Mohon hendaknya lembaran ini anda fotokopi dan berikanlah kepada dua atau tiga orang yang anda kasihi. Bicarakanlah isi lembaran ini bersama-sama dalam kesempatan tertentu.

Dalam tahun ini kita dari Keuskupan Malang hendak merenungkan keadaan dan perkembangan Persekutuan, atau Paguyuban, atau Komunio Gereja kita dalam terang Kitab Suci.
Juga sehubungan dengan Tahun Santo Paulus 2008/2009 dalam rangka memperingati 2000 tahun Santo Paulus, renungan kita akan kita kaitkan dengan salah satu tulisan pusaka peninggalan Santo Paulus.

Maka saya memilihkan Surat Santo Paulus Kepada Jemaat di Efesus sebagai bahan alkitabiah renungan kita, sebab Surat ini merupakan Surat Santo Paulus yang (menurut hemat saya) paling baik mengenai Gereja.

Surat ini tidak membahas suatu masalah khusus yang timbul di lingkungan jemaat yang biasanya meminta Paulus untuk memikirkan cara penanggulangannya, tetapi semata-mata memberi wejangan mengeni paguyuban, yang kepalanya adalah Kristus (Ef 4:15). Paguyuban dimaksudkan sebagai alat pewartaan rencana keselamatan Allah untuk seluruh dunia (Ef 3:9-10). Bahasan tentang paguyuban kristiani ini berdasar pada kasih Tuhan yang menyelamatkan, yang ditunjukkan dalam Yesus Kristus (Ef 2:4-10), yang berakar pada rencana Allah Tritunggal dan pelaksanaannya (Ef 1:3-14). Bahasa surat seringnya merupakan seruan pujian iman atau doksologi (Ef 1:3-14) dan doa (Ef 1:15-23; 3:14-19), liturgi dan madah (Ef 3:20-21; 5:14).

Tema utama dalam bab-bab Surat Efesus adalah kesatuan dalam Gereja Kristus, dalam Keluarga Allah (Ef 1:15 – 2:22, terutama Ef 2:11-22), dengan “tujuh ikatan” : Roh, harapan, Tuhan, iman, baptis; Satu Allah (Ef 4:4-6). Tapi di sini Gereja bukan mementingkan urusan dirinya sendiri, melainkan lebih mengarah sebagai sarana misioner bagi dunia (Ef 4:7-24). Di dalamnya terdapat pedoman etika; semua aspek hidup manusia dan hubungan satu sama lain diterangi oleh Cahaya Kristus (Ef 4:25 – 6:20).

Secara garis besar, susunan surat ini adalah sebagai berikut:
Salam pembukaan (Ef 1:1-14)
Kesatuan Paguyuban Gerejawi dalam Kristus (Ef 1:15 – 2:22)
Perutusan Gereja di Dunia (Ef 3:1 – 4:24)
Sikap sehari-hari dan Ungkapan Kesatuan (Ef 4:25 – 6:20)
Kesimpulan (Ef 6:21-24).

Kamis, 05 Maret 2009

Masa Prapaska

Masa prapaska biasanya digunakan untuk merenungkan dan memperbarui iman. Dalam kesempatan ini aku ingin menggunakannya sebagai suatu retret pribadi. Aku menyadari imanku masih tak seberapa, kendati sudah 40 tahun aku dibaptis. Aku merasa berjalan berputar-putar di suatu tempat. Tidak maju-maju. Baik dalam hal pengetahuan iman (rasanya aku makin bodoh saja, sebab setiap kali aku ditanya tentang imanku, aku masih merasa perlu belajar lebih banyak lagi), dalam hal penghayatan iman (aku kurang konsisten dan kirang konsekuen), dalam hal pelaksanaan iman (bidang ini amat sangat luas, seluas kehidupan, tetapi sementara ini aku hanya mencukupkan diri dalam hal ibadat saja), dalam hal pengungkapan iman (agar aku menjadi saksi iman yang lebih baik lagi).

Kusadari bahwa ketika aku memulai retret ini, aku tampil sebagai seorang pribadi dengan riwayatku yang unik. Tetapi aku sadar pula bahwa dalam hidupku aku tidak sendiri. Dalam ziarah imanku aku dihimpun bersama-sama dalam satu jemaat dengan orang-orang katolik yang lain. Karena itu retret ini kutuliskan dalam blog supaya diikuti oleh saudara-saudaraku yang lain. Aku akan senang sekali jika saudara-saidaraku berjalan bersama aku dalam retret ini.

Mengikuti Tahun Paulus yang dicanangkan Vatikan, aku menggunakan Kitab Suci, khususnya Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus sebagai panduan retret ini. Setelah enti pertama ini, aku akan menuliskan rangkaian retretku. Selamat datang bergabung jika ada teman yang ingin berjalan bersama aku. Salam.